Bedas Arah Kerja Bupati Dadang Supriatna membangun Kab. Bandung

Program Kerja BEDAS Genap Berusia Dua Tahun

Saufat Endrawan

Program Kerja Bedas Genap Berusia Dua Tahun

Reporter: Saufat Endrawan

Opininews.com, Bandung -- Semua Kepala daerah, tentunya memiliki visi dan misi untuk melaksanakan pembangunan.

Visi Misi Bedas ini telah diciptakan H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si sejak tanggal 9 Desember 2020 dimana pada saat itu masih menjabat Anggota DPRD Jawa Barat. 

Dan visi misi Bedas ini diciptakannya guna mempersiapkan diri menjadi Calon Bupati Bandung pada saat itu.

Bupati Bandung, H.M. Dadang Supriatna, S.Ip., M.Si dengan Visi dan misi Bedas yang diciptakannya telah diimplementasikan sejak terpilih menjadi Bupati Bandung dan Program Kerja Bedas sudah banyak dirasakan oleh Masyarakat Kabupaten Bandung, diantarannya Program Guru Ngaji, Kartu Tani, Peningkatan pembangunan di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Tenaga Kerja serta banyak yang lainnya.

Bedas telah menjadi arah pembangunan yang ingin dicapai dalam masa jabatan lima tahun ke depan.

"Visi pembangunan saya pada periode 2021-2026 yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera, atau disingkat BEDAS," Kata Bupati Dadang Supriatna kepada www.opininews.com, di Rumah Jabatan Bupati Bandung, di Soreang, Bandung, Jumat (9/12).

Filosofi pembangunan Bedas, ungkap Dadang Supriatna mengandung makna Pembangunan secara menyeluruh dan bertahap.

"Misi Kabupaten Bandung adalah pembangunan yang berorientasi pada terwujudnya kesejahteraan rakyat dengan menjamin hak setiap rakyat yang berujung kepada peningkatan pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Bandung," jelas Dadang Supriatna.

Dadang Supriatna yang kerap dipanggil DS, menyebutkan program kerja Bedas, haru ditempuh melalui cara dengan membangkitkan daya saing daerah, menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan merata, dan mengoptimalkan pembangunan daerah berbasis partisipasi masyarakat yang menjunjung tinggi kreativitas dalam bingkai kearifan lokal.

"Untuk menuju ke arah ini, harus mengoptimalkan tata kelola pemerintahan melalui birokrasi yang profesional dan tata kehidupan masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai keagamaan, dan Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip keahlian dan keberpihakan pada kelompok masyarakat lemah," kata DS mengakhiri pembicaraan.

( Saufat Endrawan )

Editor: Saufat Endrawan