Dirut Bank BJB Akui Salah Telah Merugikan Nasabah

Reporter: Administrator

Wartawan: Saufat Endrawan Opininews.com, Bandung -- Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, angkat bicara menyikapi permasalahan yang tengah menimpa Bank Jabar Banten (BJB). Ridwan Kamil memastikan pihaknya akan menyikapi dugaan pelanggaran tersebut seadil-adilnya. "Saya minta waktu memperlajarinya, lantaran saya sendiri baru menjabat enam pekan," ujarnya. “Saya harus mendengar secara adil. Pemimpin harus adil. Dan harus mempertimbang tiga aspek, data lengkap, harus berdasarkan logika, akal sehat nurani, dan taat pada aturan hukum. Jika data lengkap, saya pasti ambil keputusan. Dan akan ambil keputusan,” kata Emil. Direktur Utama (Dirut) Bank BJB, Ahmad Irfan meminta maaf kepada nasabah. Dirut Bank Jabar, mengakui bahwa pemblokiran rekening nasabah kredit tersebut dilakukan sebagai bagian dari mitigasi risiko perbankan. Pihaknya ingin memastikan nasabah memiliki kemampuan untuk membayar angsuran dalam setiap waktunya. “Saya mohon maaf kalau ada ketersinggungan. Bukan maksud kita menyinggung. Kita memberlakukan kewajiban nasabah untuk menyediakan dananya di tabungan. Tabungan itu diblokir. Jadi dana yang diblokir tersebut sebenarnya bagian dari mitigasi bank saja,” kata dia. Pemblokiran tersebut untuk mengantisipasi nasabah yang memiliki ketidakmampuan membayar pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, saat nasabah tidak sempat membayar cicilan atau bulan tertentu mendekati lebara, dan terpakai semua. “Supaya performance nasabah tidak turun, kita lindungi dengan menarik blokir itu,” jelas dia. Terlebih, menurut dia pemblokiran ini pun telah disepakati antara pihaknya dengan nasabah pada awal perjanjian kredit. “Kita minta surat pernyataan dari si calon debitur, membuktikan surat pernyataan dia bersedia untuk melakukan pemblokiran yang ada di bank bjb,” kata dia. Irfan pun memastikan bahwa nasabah bisa membuka rekeningnya yang diblokir dengan syarat-syarat tertentu. Blokir bisa dibuka secara perorangan, tinggal mengajukan. Pemblokiran bisa dibuka selama nasabah memiliki alasan kuat, seperti untuk memenuhi kebutuhan biaya kesehatan atau pendidikan. “Untuk apa kebutuhan nasabah, kita terbuka. Bisa kita buka. Misalnya butuh untuk kesehatan, kita berlakukan, bisa dibuka. Atau alasan tertentu,” terang dia. Saat ini Bank BJB memiliki nasabah terbanyak dari kalangan PNS. Dan dengan mudah memberikan pinjaman konsumtif baik kepada kalangan PNS hanya dengan memiliki selembar SK Pengangkatan. Sedangkan kepada Anggota DPRD hanya dengan SK pelantikan. Sementara bagi para Pelaku UKM dipersulit, padahal dana terbesar Untuk modal berasal dari APBD Kabupaten dan Kota. Dan dana terbesar diantarannya dari dana APBD Kabupaten Bandung. ( saufat )

Editor: Administrator