SISWA PERAIH MEDALI EMAS KEJUARAAN DUNIA KARATE DI JERMAN KECEWA KEPADA BUPATI BANDUNG NAMUN BISA DIREDAM KADISPOPAR KAB. BANDUNG

Reporter: Administrator

[caption id="attachment_262" align="alignleft" width="225"] Kedua atlet juara dunia karate junior, Firman Maulana Kurniawan, siswa kelas IV, SDN Dayeuhkolot 04, dan Meisya Asriani Ratu cantika, siswa SDIT Fitrah Insani, Baleendah. kecewa Bupati Bandung, Dadang M Naser tidak peduli. ( foto/ saufat endrawan/ opininews.com )[/caption] OPININEWS.COM, BANDUNG - Dua pelajar asal Kabupaten Bandung yang berhasil meraih medali emas, dalam kejuraan dunia Karate junior, yang berlangsung di Luixenburg, Jerman, kecewa, karena Bupati Bandung, Dadang M Naser, tidak hadir dalam acara penyambutan dan arak arakan untuk dirinya yang dilakukan oleh Dispopar dan Disdikbud Kabupaten Bandung, Rabu (19/10/2016). Kekecewaan kedua atlet junior peraih medali emas di kejuaraan karate dunia teresebut,,terhadap Dadang M Naser, karena menilai lebih peduli dan memperhatian hanya kepada Sri Wahyunu, atlet angkat besi, peraih medali perak pada olipiade lalu di Brasil. Sementara mereka berdua, peraih medali emas dalam kejuaraan karate tingkat dunia, jangan mendapatkan uang kadeudeuh, diberi selamat atau ikut menyambut juga tidak dilakukan. Kedua atlet juara dunia karate junior tersebut, Firman Maulana Kurniawan, siswa kelas IV, SDN Dayeuhkolot 04, dan Meisya Asriani Ratu cantika, siswa SDIT Fitrah Insani, Baleendah. “Kami bangga menjadi juara dunia karate tingkat dunia, dan berhasil membawa nama harum Kabupaten Bandung dan Bangsa Indonesia. Namun, kecewa penyambutan tidak ada Bupati Bandung, Dadang M Naser,” kata Firman, kepada OPININEWS.COM, di Bandung, Rabu (19/10/2016). Sebenarnya, dalam pikiran kami, lanjur Firmanm akan bisa berjumpa dengan Bupati Bandung. “Tapi ngak apa apa, kekecawaan dapat sirna, karena saya dan Meisya setelah acara penyambutan di Kabupaten Bandung, lanagsung diundang oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, bertemu di rumah dinasnya di Gedung Pakuan, Bandung. Firman juga akui, saat berlaga di kejuaraan dunia karate di Jerman, lawan yang beraat adalah karateka pelajar dari negara Belanda, Jerman dan Francis. “Karetaka dari negara eropah, semuanyaa tinggi. Namun, dengan teknis yang diberikan pelatih kami berhasil mengalahkan mereka,” jelasnya. Hal senada juga diakui Meisya, tinggi badan menjadi hambatan kami untuk melawan mereka. “Namun, mengikuti instruksi pelatih, maka kami bisa unggul dari mereka. Dan medali ini aku persembahkan buat keluarga dan pelatih kami, seluruh pelajar di kabupaten Bandung juga buat Pak Bupati dan Bapak Kabid TK/SD Disdikbud Kabupaten Bandung, pak Maman Sudrajat, yang telah membiungbing saya berdua,” jelas Meisya. Kekecewaan kedua atlet karate juara dunia ini, akhirnya reda, setelah Kadispopar Kabupaten Bandung, Achmad Djohara memberi pengertian dan pemahaman kepada mereka, bahwa ketidakhadiran Pak Bupati bukan disengaja, tapi ada tugas di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, menghadiri kegiatan hari pangan seduunia. Kepada kedua atlet juara dunia tersebut. Achmad Djuhara juga menitipkan salam dari Bupati Bandung.Dan dalam kesempatan lain, Bupati juga akan mengundang mereka. Dan pesan bupati kepada mereka, selamat datang dan selamat atas keberhasilan ini. ( Saufat Endrawan )    

Editor: Administrator